Ada beberapa jenis sensor yang dapat digunakan untuk mendeteksi bau gas.
Daftar Isi
Beberapa contoh sensor mendeteksi bau gas :
Sensor Elektrokimia
Sensor elektrokimia menggunakan reaksi kimia untuk mendeteksi bau gas.
Sensor ini terdiri dari elektroda yang dilapisi dengan senyawa kimia yang berinteraksi dengan gas yang ingin dideteksi.
Reaksi kimia yang terjadi menghasilkan perubahan arus listrik yang dapat diukur dan digunakan untuk mengindikasikan keberadaan gas.
Sensor Semikonduktor
Sensor semikonduktor memanfaatkan perubahan resistansi elektrik pada bahan semikonduktor ketika terkena gas yang spesifik.
Ketika gas berinteraksi dengan permukaan sensor, ada perubahan arus listrik yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengukur bau gas.
Sensor Inframerah
Sensor inframerah menggunakan detektor inframerah untuk mendeteksi dan mengukur bau gas.
Setiap gas memiliki pola absorbsi inframerah yang khas, sehingga sensor dapat mendeteksi perubahan dalam pola ini untuk mengidentifikasi keberadaan gas yang spesifik.
Sensor PID (Photoionization Detector)
Sensor PID menggunakan ultraviolet (UV) untuk mengionisasi molekul gas dan mengukur arus ion yang terbentuk sebagai hasilnya.
Sensor ini efektif dalam mendeteksi konsentrasi rendah gas-gas yang mudah menguap dan memiliki potensi bahaya.
Sensor Olfaktometri Elektronik
Sensor ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi bau dengan mendekati kemampuan indra penciuman manusia.
Mereka menggunakan array sensor yang sensitif terhadap senyawa-senyawa tertentu yang berkontribusi pada bau gas.
Penting untuk diingat bahwa setiap sensor memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda terhadap jenis gas tertentu.
Oleh karena itu, pemilihan sensor yang sesuai harus didasarkan pada jenis gas yang ingin dideteksi dan tujuan penggunaannya.
Selain itu, pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan dan perawatan yang diberikan oleh produsen sensor untuk menjaga kinerja dan keandalannya.