Sampah plastik dapat dijadikan sumber energi alternatif, seperti bahan bakar untuk pembangkit listrik, bahan bakar untuk transportasi, atau bahan baku untuk produksi kimia.
Salah satu cara untuk mengubah sampah plastik menjadi sumber energi adalah dengan proses pirolisis atau gasifikasi. Dalam proses pirolisis, sampah plastik dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu dan diuraikan menjadi gas dan cairan. Gas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sebagai bahan baku untuk produksi kimia, sedangkan cairan dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sebagai bahan baku untuk produksi plastik. Dalam proses gasifikasi, sampah plastik diubah menjadi gas dengan memanaskan material tersebut dalam jumlah udara yang sangat terbatas. Gas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik atau sebagai bahan baku untuk produksi kimia.
Selain itu, sampah plastik juga dapat dijadikan bahan bakar dalam teknologi pembakaran langsung. Contohnya adalah sampah plastik yang dijadikan bahan bakar dalam teknologi co-processing pada industri semen. Di sisi lain, sampah plastik juga dapat dijadikan bahan baku untuk produksi bahan bakar hayati seperti biodiesel dan bioetanol.
Namun, penggunaan sampah plastik sebagai sumber energi juga memiliki beberapa kendala, seperti masalah emisi gas rumah kaca dan limbah lainnya yang dapat merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pengelolaan sampah plastik yang bijak dan mempromosikan penggunaan bahan-bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan.